Tradisi Bima Swarga loka Bima Swarga Cerita ini diambil dari kisah Bima Swarga yang menjadi tuntunan dalam hidup kita agar dapat berjalan dalam kebenaran. Disini dituangkan tentang humum bagi roh kita/atma dalam mengarungi dunia niskala. Nilai-nilai filsafat yang terkandung dalam cerita ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Kisah ini dimulai dari Dewi Kunti bermimpi didatangi oleh raja Pandu dan dewa Madri yang minta tolong agar dibebaskan dari neraka. Dan diputuskanlah dari keturunan Bharata, Pangeran Bima untuk pergi ke Swarga loka. dalam perjalanan sampai lah Bima di sembilan persimpangan. disini dijumpai kuburan yang sangat luas, disebut Tegal Penangsaran, dimana para atma-atma menunggu untuk mendapatkan penghakiman sesuai dengan karma hidupnya. Disinilah dikenal berbagai istilah di dalam atma. Pura Pura Besakih Pura Besakih didirikan sekitar abad ke 8 oleh Rsi Markandya dari India, setelah mendapat wahyu dari Dewa-dewa dalam pertapaan beliau di Gunung Raung Jawa. Beliau datang bersama pengikutnya untuk merambas hutan bersama-sama dengan penduduk Bali Age yang tinggal di sekitar kaki Gunung Agung. Pura Ulun Danu Batur Letusan gunung Batur yang terjadi pada tahun 1917 meluluh lantakan sekitar lebih dari 5.000 bangunan dan lebih dari 25.000 orang meninggal dunia. Anehnya Pura yang terletak sebelumnya di Kaki Gunung Batur, lava yang panas berhenti di depan kaki Pura dan batu panas tidak mengenai pura tersebut. Pura Ulun Danu Batur diperuntukkan untuk Dewi Danu, lambang kesuburan. Pura Lempuyang Pura Lempuyang terletak di timur Bali di kabupaten Karangasem, sebagai penjaga arah timur, diperuntukkan untuk Dewa Iswara, lambang kesejahteraan. Pura ini didirikan pada saat Raja Udayana memerintah Bali pada abad ke 11 atas prakarsa Mpu Kuturan sebagai penasehat Raja waktu itu. Pura Uluwatu Pura Uluwatu terletak di atas tebing laut selatan barat pulau Bali, tepatnya di desa Pecatu yang dihuni oleh kera. Didirikan pada abad ke 11 oleh Mpu Kuturan yang datang dari Jawa dalam penyebaran agama Hindhu. Pura ini diperuntukkan untuk menyembah Dewa Rudra sebagai Penguasa laut dan samudra.